Melalui jejaring sosial berbasis audio tersebut
Deddy mengemukakan pendapatnya yang diberi judul “Pentingkah Sekolah?” dengan
durasi selama 10 menit 07 detik. Deddy mengakui bahwa pernyataannya tersebut
pernah menjadi kontroversi terutama bagi guru-guru dan kepala sekolah karena
dianggap pro siswa. Mungkin jika anda mendengarkannya saat ini, anda juga akan
berpendapat yang sama. Namun jika dipikir lebih dalam sangat masuk akal. Ia
berpendapat bahwa ada yang salah dengan sekolah dan sistem pendidikan saat ini.
Ia bahkan mengatakan masa depan tidak ditentukan oleh sekolah, masa depan
ditentukan bagaimana kita bersosialisasi dan memiliki pengetahuan tentang hal
yang kita sukai yang dapat didapat dari berbagai sumber. Namun Deddy tidak
mengatakan kalau sekolah itu tidak penting.
Menurut Deddy, sekolah hanya mengarahkan murid
untuk menjadi guru dalam artian guru ingin murid menjadi sepandai gurunya. Guru
matematika ingin muridnya pintar matematika, begitu juga guru-guru yang lain.
Apabila ada 12 mata pelajaran, maka siswa dituntut untuk menguasai semua mata
pelajaran tersebut dengan baik, padahal tidak ada manusia yang sempurna. Lha
wong gurunya juga hanya expert pada satu bidang studi saja, kok siswanya
dituntut untuk menguasai semua. Apabila ada anak yang mempunyai nilai bagus di
mapel kesenian sedangkan nilai matematikanya jelek maka banyak orang tua yang
justru mengarahkan anaknya untuk les matematika dibanding les seni. Potensi
yang dimiliki anak justru dimatikan hanya untuk mengejar mapel yang mungkin
tidak disukai anak. Sebaiknya anak les seni sedangkan matematika dibantu hanya
untuk mencapai nilai secukupnya. Untuk lebih jelasnya bisa mendengarkan
souncloudnya Deddy Corbuziernya di sini
Mungkin banyak guru maupun orang tua yang tidak
setuju dengan pernyataan Deddy Corbuzier tersebut. Namun jika dilihat faktanya,
memang pendidikan di Indonesia memang hanya mengedepankan kognitif terutama
kecerdasan matematis. Padahal menurut Edward Gardner ada 8 macam kecerdasan
pada manusia yaitu kecerdasan lingustik, kecerdasan matematis-logis, kecerdasan
spasial, kecerdasan kinestetis jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Hal ini
menjadi salah satu alasan yang mendasariku menolak sistem Ujian Nasional, karena
Ujian Nasional belum bisa mengakomodasi potensi anak yang berbeda-beda.
Bila perlu bisa download suara Deddy Corbuzier memaparkan masalah ini silahkan download disini
0 komentar:
Posting Komentar